TUGAS
(SEJARAH MARITIM)
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM (UMM)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (FKIP)
2012/ 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL……………………………………………………………………………………......i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………………..ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………………………………………..iii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………..1
1.1.Latar belakang………………………………………………………………………………….....1
1.2.Rumusan masalah………………………………………………………………………………..1
1.3.Tujuan penulisan………………………………………………………………………………….2
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………...4
2.1.petambangan…..…………………………………………………………………………………..5
2.2.budaya
bahari………………………………………………………………………………………5
2.3.pelayaran…………………………………………………………………………………………….5
BAB
III PENUTUP………………………………………………………………………………………………….6
4.1.Kesimpulan………………………………………………………………………………………….6
4.2.Kritik dan saran……………………………………………………………………………………6
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………7
KATA PENGANTAR
Tidak ada frase yang tepat untuk diucapkan selain puji dan
syukur kehadirat allah SWT yang maha arif dan bijaksana yang telah memberikan
taufik dan hidayahnya serta nikmat yang terhitung kepadanya,sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya sebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan nilai dari pelajaran ini.
Sholawat serta salam ditunjukan hanya kepada figur yang
sempurna yang senantiasa menjadi panutan dan teladan bagi umat manusia yaitu
nabi besar Muhammad SAW,yang telah mengubah kehidupan dunia menjadi
islam.Makalah ini dengan berjudul.KEBAHARIAN NUSANTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
belakang
nenek moyang
bangsa Indonesia pada masa lalu ternyata
Telah dapat membangun kapal-kapal layar yang mampu mengarungi lautan
sejauh kurang lebih 6.500 km yang merentang dari wilayah Nusantara sampai ke
Madagaskar.Paralel dengan bukti sejarah di atas, ternyata jejak kebudayaan
prasejarah bercirikan bahari Nusantara juga telah ditemukan di kawasan
Austronesia. Jejak kebudayaan prasejarahNusantara selain berwujud perahu cadik
jugaberupa rumpun bahasa Austronesia yang telahdipengaruhi sangat kuat oleh bahasa
Nusantara.Pengaruh bahasa Nusantara ini ternyata ditemukanlebih dominan bila
dibandingkan dengan pengaruhrumpun bahasa Indochina dan Vunan.Berbagai temuan
bukti dan fakta masa prasejarahIndonesia di atas dapat memberikan pemahamanpada
kita bahwa nenek moyang bangsa Indonesiaadalah seorang pelaut
asli bangsa pelaut atau pengembara
2.
Rumusan masalah
Bedasarkan judul
dan latar belakang makalah tersebut diatas,maka yang menjadi rumusan masalahnya
adalah:
·
Apa yang saja yang dipengaruhi oleh
pelayaran,budaya bahari,dll?
·
Membahas secara garis besar tentang
kebaharian nusantara?
3.
Tujuan penulisan
Sebagai bahan pembelajaran untuk kita
semua apa sebanarnaya budaya bahari dan bagaimana cara melestarikan budaya
bahari dll
BAB II
PEMBAHASAN
i.
Pertambangan
Seperti yang kita ketahui bahwa
pertambangan yang kini dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan ekonomi
negara dan memperkaya dirisendiri teryata mendatangkan dampak buruk terhadap
ekosistem yang ada dilaut .misalnya pertambangan timah,pengerukan pasir,dengan
terus menerus dilakuka, maka banyak sekali dampak yang akan diakibatkan
Oleh karna itu penghapusan pasal
tentang pertambangan karena bertentangan UU nomor 4 tahun 2009 tentang
pertambangan mineral batu bara dan energi dan UU nomor 27 tahun 2007 tentang
pemanfaatan pulau-pulau kecil dan UU No32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bertolak belakan dengan yang seharusnya.
Adapun dampak yang ditimbulkan dari aktivitas pertambangan di
pesisir laut oleh Kapal Isap antara lain:
1. Sebagian besar terumbu karang tertutup lumpur
bahkan tertimbun oleh debu sisa penambangan timah lepas pantai. Kerusakan
ekosistem alami peissir ini akhirnya berdampak pada menurunnya stock perikanan
yang dibuktikan dengan menurunnya hasil tangkapan nelayan. Ini membuktikan
bahwa kerusakan akibat penambangan berdampak hingga bermil-mil jauhnya.
Dampaknya, harga ikan di Pulau Bangka menjadi mahal dan daya beli masyarakat
terhadap ikan secara tidak langsung semakin menurun.
2. Sedimentasi lumpur tersebut menyebabkan
terumbu karang tertutup lumpur dan mati, yang berganti dengan makro alga, dan
jika terus menerus dibiarkan daerah tersebut akan menghadapi bencana pangan dan
ekologi akibat langkanya berbagai jenis ikan karena habitatnya telah dirusak.
Kerusakan terumbu karang berdampak pada turunnya produksi ikan tangkap nelayan,
karena semakin kecil ukuran ikan yang tertangkap semakin jauh daerah
penangkapan ikan, hal ini mengakibatkan meningkatnya biaya produksi nelayan dan
menyebabkan rendahnya pendapatan nelayan kecil dan harga ikan mahal.
3. Pemulihan (recovery) ekosistem terumbu karang yang rusak akibat
aktivitas penambangan sangat sulit untuk dilakukan. Ini karena telah terjadi
perubahan tipe substrat dan tertutupnya terumbu karang oleh lumpur dan debu.
Syarat utama untuk melakuakn rehabilitasi adalah tidak terjadi lagi tekanan
ekologis. Ini artinya laut harus steril dari aktivitas penambangan lepas
pantai.
4. Akibat pengerukan timah di lepas pantai
terjadi perubahan topografi pantai dari yang sebelumnya landai menjadi curam.
Hal ini akan menyebabkan daya abrasi pantai semakin kuat dan terjadi perubahan
garis pantai yang semakin mengarah ke daratan. Aktivitas pengerukan dan
pembuangan sedimen akan menyebabkan perairan di sekitar penambangan mengalami
kekeruhan yang luar biasa tinggi. Radius kekeruhan tersebut akan semakin jauh
ke kawasan lainnya jika arus laut semakin kuat. Karenanya, meskipun pengerukan
tidak dilakukan di sekitar daerah terumbu karang, namun sedimen yang terbawa
oleh arus bisa mencapai daerah terumbu karang yang bersifat fotosintetik sangat
rentan terhadap kekeruhan.
5. Sekitar 50 persen terumbu karang di Provinsi
Bangka Belitung (Babel) rusak akibat sedimentasi lumpur yang berasal dari
aktivitas penambangan timah di perairan provinsi kepulauan berpenduduk 1,2 juta
jiwa tersebut. kerusakan terjadi akibat terumbu karang tertutup lumpur terkait
kegiatan kapal isap dan tambang inkonvensional (TI) apung yang terus menyedot
timah di wilayah perairan. 30 titik wilayah perairan Pulau Bangka dan Belitung
mulai 2007 hingga 2010, sebanyak 50 persen terumbu karang mengalami kerusakan
akibat tertutup lumpur sebagai dampak beroperasinya kapal isap dan TI apung
serta diperparah pengeboman ikan diperairan kedua pulau tersebut.Dampak negatif
lain yang juga ditimbulkan dari kegiatan penambangan pasir laut yang segera
terlihat adalah tenggelamnya pulau-pulau kecil yang berada di propinsi yang
terdiri dari tiga ribuan pulau ini. Salah satu pulau kecil yang hampir
tenggelam diantaranya adalah Pulau Nipah, merupakan pulau kecil yang tidak
berpenghuni tetapi sangat penting peranannya. Kenapa demikian, karena pulau ini
merupakan tanda dari batas kontinen negara kita dengan Singapura, bayangkan
bila pulau ini benar-benar tenggelam atau hilang, yang diuntungkan adalah
Singapura, karena kemudian dapat mengklaim bahwa luas wilayah negaranya telah
bertambah.
ii.
Budaya bahari
ekonomi maritim harusnya jadi
pilar utamanya. Kekuatan ekonomi itu dapat dikelompokkan; pertama, ekonomi
pesisir dan laut termasuk pulau kecil (coastal and maritime economic)
berbasiskan sumber daya alam yang antara lain budi daya laut, budi daya pantai,
dan penangkapan ikan. Budi daya laut berupa rumput laut, teripang, ikan
hias laut, kerang hijau dan ikan karang ala jaring apung (kerapu, kakap).
Sementara itu, budi daya pantai yakni pertambakan udang dan ikan jenis kerapu lumpur maupun kakap
Sementara itu, budi daya pantai yakni pertambakan udang dan ikan jenis kerapu lumpur maupun kakap
pariwisata bahari (penyelaman, perhotelan dan resor, olahraga air,
restoran, wisata pantai dan sejarah hingga keunikan pulau-pulau kecil).
Termasuk wisata kekhasan budaya bahari mulai dari kearifan tradisional dalam
mengelola sumber daya ikan,
iii.
pelayaran
Dalam catatan sejarah kebudayaan
kemudian,diceritakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah memahami dan
menghayati arti dan kegunaan laut. Yaitu, sebagai sarana untuk memenuhi
berbagai kebutuhan dan kepentingan antarbangsa,seperti halnya untuk perdagangan
dan transportasi dan komunikasi dengan bangsa-bangsa yangmenjadi
tetangganya,melalui pelayaran.
Bukti menunjukkan dengan jelas bahwa
nenek moyangbangsa Indonesia pada masa itu ternyata telah dapat membangun
kapal-kapal layar yang mampu mengarungi lautan sejauh kurang lebih 6.500
km yang merentang dari wilayah Nusantara sampai keMadagaskar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari 3 apek ini semua mencangkup
tentang kebaharian nusantara baik itu pertambangan,pelayaran,budaya bahari
Pertambanggan atau pengerukan perut
bumi dapat mengakibatkan kerusakan pada tumbuh karang dan lain-lain
Pelayaran melalui pelayaran kita
bangsa Indonesia pada masa lalu berkomunikasi dan berinterasi melalui jalur
darat ini karna jaman dulu belum ada teknologi
Kebudayaan bahari mencangkup budidaya hayati
dan non hayati dan pariwisata disekitar daerah kebaharian
SARAN
Jaga kekayaan laut kita kalau bukan kita lalu siapa lagi
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar